Naiknya kebutuhan kayu jati untuk mebel membuat harga pohon berkayu
superkeras itu kian mahal. Itulah sebabnya banyak investor mencari
bibit jati yang lebih cepat besar. Salah satunya yang mulai populer
adalah katu jati jumbo solomon.
Legenda kayu jati seperti tidak pernah pudar, termasuk kayu jati jumbo solomon. Konon, pohon yang berasal dari kepulauan Solomon di Samudra Pasifik itu memiliki kelebihan, yakni lebih cepat besar ketimbang kayu jati biasa.
Kalau Anda ingin menanam duit dengan membudidayakan jati solomon ini, pertama, Anda mesti siap lahan. Maklum, agar investasi bisa tumbuh maksimal, lahan, minimal butuh lahan seluas satu hektare (ha). Luasan tanah segini bisa ditanami 1.250 pohon jati solomon dan siap dipanen 6 sampai 7 tahun kemudian.
Setelah lahan tersedia, siapkan bibit. Harga bibit jati solomon enggak mahal, kok. Per batang cuma Rp 9.000 hingga Rp 13.000 dengan tinggi 20 centimeter (cm)- 30 cm.
Hari Winarsa, pemilik usaha pembibitan jati solomon CV Alam Hijau Makmur, di Bogor, bilang, secara kasat mata sulit membedakan jati solomon dengan pohon jati biasa. "Lekuk pohon jati jumbo itu lebih lurus daripada pohon jati biasa," kata Hari.
Hari merambah usaha pembibitan jati jumbo sejak 2010 lalu. Sebelumnya, ia memiliki perkebunan jati solomon di Kalimantan selama tujuh tahun.
Ia bilang, proses pembesaran jati solomon hanya butuh waktu enam tahun. Bandingkan dengan membesarkan jati biasa yang butuh waktu hingga 10 tahun. Saat berumur 6 tahun, jati solomon sudah setinggi 13 meter (m) dengan diameter 30 cm.
Hari bilang, harga jual jati solomon Rp 3,5 juta hingga Rp 5 juta per meterkubik bahkan ada yang mencapai Rp 10 juta. "Harga tergantung kualitas kayu," jelas pria 45 tahun ini.
Tak mengherankan jika waktu panen, investor bisa meraup omzet miliaran rupiah. Padahal, untuk membeli bibit, biaya pemupukan dan perawatan selama enam tahun hanya butuh Rp 40 juta per ha. Dengan catatan biaya itu belum termasuk biaya sewa lahan.
Belakangan investasi jati solomon makin banyak. Lihat saja, dalam sebulan Hari bisa menjual 10.000 bibit jati solomon dengan total omzet lebih dari Rp 100 juta.
Permintaan bibit itu tak hanya datang di pasar domestik, tapi juga datang dari luar negeri. Namun, saat ini, Hari hanya fokus melayani pasar domestik saja. "Eropa minta bibit, tapi saya tolak karena tidak terlayani," kata Hari yang sudah memiliki laboratorium uji mutu pohon itu.
Pemain lain di usaha pembibitan jati solomon adalah PT Tunas Agro Lestari yang berkantor di Jakarta. Teddy Pohan, Marketing PT Tunas Agro Lestari bilang, keunggulan jati solomon adalah dari proses pembibitan yang relatif lebih mudah. "Pembibitan juga memungkinkan pohon tumbuh seragam," kata Teddy.
Saat ini, Tunas Agro mampu menjual 10.000 bibit per bulan. Jika satu batang bibit dihargai Rp 20.000 per batang, Tunas Agro bisa memanen omzet hingga Rp 200 juta per bulan.
Teddy menjelaskan, investasi untuk satu hektare jati solomon itu bisa menghasilkan omzet hingga Rp 2,5 miliar. Omzet diperoleh setelah diameter pohon mencapai 30-39 cm dengan masa pembesaran selama 6-7 tahun. "Ukuran jati yang bagus harganya bisa Rp 10 juta per meter kubik," kata Teddy.
Saat ini, Tunas Agro sedang meneliti lagi bibit jati solomon agar menemukan bibit yang lebih berkualitas. "Jati itu komoditas utama dunia, dan berkontribusi dalam melestarikan lingkungan," kata Teddy.
Legenda kayu jati seperti tidak pernah pudar, termasuk kayu jati jumbo solomon. Konon, pohon yang berasal dari kepulauan Solomon di Samudra Pasifik itu memiliki kelebihan, yakni lebih cepat besar ketimbang kayu jati biasa.
Kalau Anda ingin menanam duit dengan membudidayakan jati solomon ini, pertama, Anda mesti siap lahan. Maklum, agar investasi bisa tumbuh maksimal, lahan, minimal butuh lahan seluas satu hektare (ha). Luasan tanah segini bisa ditanami 1.250 pohon jati solomon dan siap dipanen 6 sampai 7 tahun kemudian.
Setelah lahan tersedia, siapkan bibit. Harga bibit jati solomon enggak mahal, kok. Per batang cuma Rp 9.000 hingga Rp 13.000 dengan tinggi 20 centimeter (cm)- 30 cm.
Hari Winarsa, pemilik usaha pembibitan jati solomon CV Alam Hijau Makmur, di Bogor, bilang, secara kasat mata sulit membedakan jati solomon dengan pohon jati biasa. "Lekuk pohon jati jumbo itu lebih lurus daripada pohon jati biasa," kata Hari.
Hari merambah usaha pembibitan jati jumbo sejak 2010 lalu. Sebelumnya, ia memiliki perkebunan jati solomon di Kalimantan selama tujuh tahun.
Ia bilang, proses pembesaran jati solomon hanya butuh waktu enam tahun. Bandingkan dengan membesarkan jati biasa yang butuh waktu hingga 10 tahun. Saat berumur 6 tahun, jati solomon sudah setinggi 13 meter (m) dengan diameter 30 cm.
Hari bilang, harga jual jati solomon Rp 3,5 juta hingga Rp 5 juta per meterkubik bahkan ada yang mencapai Rp 10 juta. "Harga tergantung kualitas kayu," jelas pria 45 tahun ini.
Tak mengherankan jika waktu panen, investor bisa meraup omzet miliaran rupiah. Padahal, untuk membeli bibit, biaya pemupukan dan perawatan selama enam tahun hanya butuh Rp 40 juta per ha. Dengan catatan biaya itu belum termasuk biaya sewa lahan.
Belakangan investasi jati solomon makin banyak. Lihat saja, dalam sebulan Hari bisa menjual 10.000 bibit jati solomon dengan total omzet lebih dari Rp 100 juta.
Permintaan bibit itu tak hanya datang di pasar domestik, tapi juga datang dari luar negeri. Namun, saat ini, Hari hanya fokus melayani pasar domestik saja. "Eropa minta bibit, tapi saya tolak karena tidak terlayani," kata Hari yang sudah memiliki laboratorium uji mutu pohon itu.
Pemain lain di usaha pembibitan jati solomon adalah PT Tunas Agro Lestari yang berkantor di Jakarta. Teddy Pohan, Marketing PT Tunas Agro Lestari bilang, keunggulan jati solomon adalah dari proses pembibitan yang relatif lebih mudah. "Pembibitan juga memungkinkan pohon tumbuh seragam," kata Teddy.
Saat ini, Tunas Agro mampu menjual 10.000 bibit per bulan. Jika satu batang bibit dihargai Rp 20.000 per batang, Tunas Agro bisa memanen omzet hingga Rp 200 juta per bulan.
Teddy menjelaskan, investasi untuk satu hektare jati solomon itu bisa menghasilkan omzet hingga Rp 2,5 miliar. Omzet diperoleh setelah diameter pohon mencapai 30-39 cm dengan masa pembesaran selama 6-7 tahun. "Ukuran jati yang bagus harganya bisa Rp 10 juta per meter kubik," kata Teddy.
Saat ini, Tunas Agro sedang meneliti lagi bibit jati solomon agar menemukan bibit yang lebih berkualitas. "Jati itu komoditas utama dunia, dan berkontribusi dalam melestarikan lingkungan," kata Teddy.
kalau untuk daerah sragen dan sekitarnya dimana yah mencari bibitnya mas..?
ReplyDelete